Markus 16:15-20



BAB I
PENDAHULUAN
Kedatangan Yesus ke dunia memiliki misi yang jelas, dimana Yesus datang untuk menyatakan kasih Allah yang menyelamatkan. Gereja sebagai tubuh Kristus bukan hanya diselamatkan tetapi juga dipanggil untuk menjadi pembawa berita keselamatan bagi orang yang belum percaya kepada Tuhan Yesus, sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Oleh karena itu gereja harus memiliki dasar pemahaman dan praktek misi yang benar sesuai dengan misi Yesus.
























BAB II
ISI
Pada bagian ini penulis akan membahas uraian eksegetis dari struktur teks yang telah dibuat, yaitu: Perintah Misi Kepada Saksi-Nya (ayat 15-16), Janji Tuhan Kepada Saksi-Nya (ayat 17-18), serta Respon Saksi-Nya Dan Penggenapan Janji Tuhan (ayat 19-20).
Perintah Misi Kepada Saksi-Nya (ayat 15-16)
Perintah misi kepada saksi-Nya sebagai tujuan dari pelayanan misi para murid-Nya untuk menyelamatkan manusia, dapat dipahami dari dua hal penting, yakni: Memberitakan Injil (ayat 15) dan Respon Yang Mendengarkan Injil (ayat 16).

Memberitakan Injil (ayat 15)
Tujuan kedatangan Yesus ke dalam dunia ini adalah untuk menyelamatkan orang berdosa melalui kematian-Nya di kayu salib. Agar semua manusia berdosa diselamatkan dengan mendengar Injil-Nya maka Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil tersebut. Hal ini dapat dilihat dalam frasa: “beritakanlah Injil” yang dalam NIV menuliskan “preach the good news”, dapat berarti: mengajarkan Injil. Sedangkan terjemahan bahasa Yunani khru,xate to. euvagge,lion (keruzate tu euangelon) yang secara literal dapat berarti: memproklamirkan kabar baik.[1] Kata khru,xate (keruate) berasal dari kata dasar khru,ssw (kerusso) yang memiliki pengertian: memberitahukan, menceritakan, berkhotbah yang dipakai sebanyak 61 kali di dalam Perjanjian Baru.[2] Kata khru,xate (keruzate) merupakan kata kerja aorist imperatif aktif orang kedua jamak.[3] Maksud tense aorist adalah untuk menyatakan bahwa sesuatu hal pernah terjadi atau pernah dilakukan. Aorist imperatif dipakai untuk perintah agar melakukan sesuatu, tanpa dipikirkan apakah hal itu harus terus atau sering dilakukan.[4] Artinya ialah kata ini adalah perintah untuk melakukan sesuatu yang dilihat sebagai suatu keseluruhan/menyeluruh/semua/segenap bukan pada lamanya tindakan tersebut dilakukan. Kemudian aktif menunjukkan bahwa memang Yesus benar-benar telah memberikan perintah tersebut. Selanjutnya orang kedua jamak menunjukkan bahwa perintah ini ditujukan kepada kamu sekalian yakni pada saat itu adalah murid-murid Yesus.
Dalam konteks teks ini, dapat dipahami bahwa Yesus benar-benar telah bertindak memberikan perintah kepada murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil. Tindakan memberitakan Injil ini dilakukan secara menyeluruh bukan dilihat pada lamanya tindakan tersebut dilakukan. Untuk itulah Yesus berkata “pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.” Segala makhluk yang dimaksudkan di sini yang dilihat pada terjemahan aslinya ialah manusia yang diciptakan.

Respon Yang Mendengarkan Injil (ayat 16)
Dalam melaksanakan perintah dari Yesus ini murid-murid dapatlah menemukan dua hal, yang pertama orang yang percaya akan pemberitaan mereka dan dibaptis akan selamat dan yang kedua orang yang tidak percaya akan dihukum. Pertama orang yang percaya dan dibaptis akan selamat dalam terjemahan NIV menuliskanWhoever believes and is baptized will be saved[5] yang berarti siapa pun yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan. Sedangkan terjemahan bahasa Yunani o` pisteu,saj kai. baptisqei.j swqh,setai[6] (ho pistusas kai baptistheiz sothesetai) yang secara literal dapat berarti “orang yang percaya dan dibaptis pasti diselamatkan”[7]. Kata swqh,setai (sothesetai) berasal dari kata dasar sw,|zw (sozo) yang memiliki pengertian menyelamatkan dan menyembuhkan. Kata ini dipakai sebanyak 106 kali dalam Perjanjian Baru.[8] Tense yang digunakan adalah kata kerja future pasif  indikatif orang ketiga tunggal.[9] Future, yang artinya  semata-mata mengenai waktu sesuatu dilakukan, yaitu pada suatu waktu yang akan datang.[10] Future menyatakan secara gramatikal suatu proyeksi atau pengharapan, tingkat kepastian future adalah lebih besar. Modus indikatif ialah untuk mengekspresikan kondisi realita yang aktual.[11] Pasif ialah orang atau benda yang melakukan tindakan tidak lagi menjadi subyek.[12] Orang ketiga tunggal menunjukkan kepada dia (laki-laki atau perempuan) yakni siapa pun yang percaya dan dibaptis.
Selanjutnya yang tidak percaya akan dihukum dalam terjemahan NIV menuliskan “but whoever does not believe will be condemned yang berarti tapi siapapun yang tidak percaya akan dihukum. Sedangkan terjemahan Yunani  o` de avpisth,saj katakriqh,setai[13] (ho de apistesas katakrithesetai) yang secara literal dapat berarti tetapi orang yang tidak percaya pasti dijatuhi vonis. Kata katakriqh,setai  (katakrithesetai) menggunakan tense kata kerja future pasif indikatif orang ketiga tunggal.[14] Kata ini berasal dari kata dasar katakri,nw (katakrino) yang memiliki pengertian menjatuhkan vonis yang berarti menjatuhkan hukuman. Kata ini dipakai sebanyak 18 kali dalam Perjanjian Baru.[15]
Dalam konteks teks ini dapat dipahami dua hal, yang pertama siapa pun yang percaya dan dibaptis memang benar-benar akan diselamatkan artinya bahwa siapa pun yang percaya mempunyai pengharapan dengan kepastian  yang  besar bahwa dirinya benar-benar akan diselamatkan. Keselamatan yang diperolehnya bukan karena hasil dari perbuatannya atau bukan atas apa yang dilakukannya tetapi hal itu didapatkannya karena Yesus. Yesus yang telah mengurbankan diri-Nya dengan mati di kayu salib sehingga menjadi Juru Selamat bagi mereka yang percaya dan dibaptis.
Yang kedua, bagi siapa pun yang tidak percaya memang benar-benar akan dijatuhi vonis artinya bahwa siapa pun yang tidak percaya mempunyai kepastian yang besar bahwa dirinya benar-benar akan dihukum. Hukuman yang didapat bukan dari dirinya sendiri melainkan dari Yesus sendiri.


Janji Tuhan Kepada Saksi-Nya (ayat 17-18)
Pada ayat 17 Tuhan menjanjikan tanda-tanda yang akan menyertai orang-orang yang percaya, hal ini dapat dilihat dalam frasa “tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya” yang dalam NIV menuliskan “and these signs will accompany those who believe”, dapat berarti: dan tanda-tanda ini akan menyertai orang yang beriman. Tanda-tanda dalam terjemahan aslinya ialah shmei/a” (semeia) yang secara literal dapat berarti: tanda-tanda (ajaib).[16] Kata shmei/a” (semeia) berasal  dari kata dasar shmei/on (semeion), yang artinya, tanda-tanda ajaib, heran, hebat. Kata ini dipakai sebanyak 77 kali dalam Perjanjian Baru.[17] Kata ini merupakan kata benda neuter jamak nominatif.[18] Nominatif menyatakan subyek dalam klausa. Kata benda ini berkelamin neuter untuk menunjukkan istilah yang abstrak.[19] Neuter ini untuk memperjelas objek dari kalimat tersebut yang adalah orang-orang percaya. Jamak menunjukkan bahwa tanda-tanda yang akan menyertai orang-orang percaya itu jumlahnya lebih dari satu.
Menyertai dalam bahasa Yunani menggunakan kata parakolouqh,sei (parakolutesei) yang secara literal berarti pasti menyertai.[20] Kata parakolouqh,sei (parakolutesei) berasal dari kata dasar parakolouqe,w (parakoluteo) yang berarti mengikuti, menyertai, menyelidiki. Kata parakolouqh,sei (parakolutesei) merupakan kata kerja future aktif indikatif orang ketiga tunggal. Future, yang artinya  semata-mata mengenai waktu sesuatu dilakukan, yaitu pada suatu waktu yang akan datang.[21] Future menyatakan secara gramatikal suatu proyeksi atau pengharapan, tingkat kepastian future adalah lebih besar. Modus indikatif ialah untuk mengekspresikan kondisi realita yang aktual. Dalam voice aktif, agen atau alat menjadi subyek dari kata kerja.[22]
Dalam konteks ini, dapat dipahami bahwa Yesus telah benar-benar bertindak memberikan janji yang pasti kepada mereka atau dia (orang-orang percaya) baik itu laki-laki ataupun perempuan yang akan memberitakan Injil bahwa akan diberikan tanda-tanda yang ajaib dalam pelayanan. William Barcla menuliskan bahwa Allah sebagai pelaksana misi bukan hanya inisiator tapi juga instrumen. Dalam pernyataan diatas dapat dimengerti bahwa Allah tidak pernah meninggalkan murid-muridNya.  Tanda –tanda yang menyertai para murid ialah: Mengusir setan-setan (Filipus di Samaria), berbahasa Roh (kotbah Simon Petrus setelah menerima roh kudus, memegang ular (kisah Paulus dalam perjalanan misinya). Sekalipun minum racun mereka tidak akan celaka. Maka dapat dilihat penyertaan Tuhan yang sempurna kepada setiap orang percaya yang mau menjalankan misi-Nya. Inilah yang menjadi tugas orang percaya dan gereja: Memberitakan injil kepada semua yang belum pernah mendengarnya. Menyembuhkan sebab manusia peduli pada tubuhnya sama seperti jiwanya. Memiliki kuasa yang besar dengan penggambaran: memegang ular, minum racun, tidak mengalami apa-apa untuk menggambarkan kehidupan orang percaya atau Kristen untuk menghadapi situasi-situasi yang sulit yang mungkin tidak dihadapi oleh orang lain.[23]
Setiap tanda-tanda tersebut (kecuali minum racun maut) terdapat dalam sejarah gereja mula-mula:
1. Berbicara dengan bahasa yang baru (Kisah Para Rasul 2:4; 10:46; 19:6; 1 Korintus 12:30; 14:1-40)
2. Mengusir setan (Kisah Para Rasul 5:15-16; 16:18; 19:11-12)
3. Lolos dari maut meskipun digigit ular berbisa (Kisah Para Rasul 28:3-5)
4. Menyembuhkan orang sakit (Kisah Para Rasul 3:1-7; 8:7; 9:33-34; 14;8-10; 28:7-8)[24]
Walter juga berpendapat yang sama yaitu bahwa dari Kisah Para Rasul dapatlah diketahui tentang firman Tuhan Yesus digenapi dalam banyak mujizat luar biasa yang dilakukan oleh rasul-rasul (2:43; 3:1-11; 5:12-15; 9:32-43; 12:1-12; 13:9-12; 14:3, 8-10; 16:18; 19:11,12). Dan dalam Markus 16:17,18 disebutkan beberapa tanda seperti:
1. Mereka akan mengusir setan demi nama-Ku
2. Mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka (hari Pentakosta)
3. Mereka akan menginjak ular (Lukas 10:19; Kisah Para Rasul 28: 3-5)
4. Sekalipun mereka minum racum maut, mereka tidak akan mendapat celaka (dalam hal ini mereka mendapat pengawalan dari Tuhan)
5. Mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh (Yakobus 5:14,15)[25]

Respon Saksi-Nya Dan Penggenapan Janji Tuhan (ayat 19-20)
Dalam menjalankan misi Allah di dunia, terdapat respon sebagai saksi Allah dan penggenapan akan janji Tuhan. Tuhan Yesus memberikan perintah kepada murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil kepada seluruh makhluk, dan membaptis mereka yang percaya akan diselamatkan. Tuhan Yesus sendiri juga melengkapi mereka dengan kuasa dari Allah, bekerja melalui mereka dan Firman itu akan selalu menyertai dan meneguhkan mereka. “sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah (ayat 19). Duduk disebelah kanan Allah adalah bahasa metaforis bahwa Yesus adalah merupakan seorang Mesias yang telah dijanjikan oleh Allah sesuai dalam kitab Mazmur 110 :1 “Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu." Menurut ayat ini Mesias duduk disebelah kanan Allah. Maksudnya ialah mengungkapkan realitas dari kekuasaan dan kemuliaan-Nya di sorga, menjadikan umat-Nya diberi tempat bersama-sama dengan Dia di sorga (Ef. 2:6) dan memiliki Kepala di sorga (Kol. 1:18) serta memiliki kewargaan di sorga (Flp. 3:20).[26]
Kenaikan Kristus, lebih jelas diceritakan dalam Kisah Para Rasul 1:3-11. Yesus duduk disebelah kanan Allah (Ibrani 1:3;10:12), yang menyatakan bahwa pekerjaan Yesus sudah selesai, sedangkan imam-imam melakukan pekerjaan mereka dengan berdiri, yang berarti bahwa pekerjaan mereka belum selesai. Tetapi Kristsu sudah mencurahkan darah-Nya satu kali dan setelah Ia mati di kayu salib, pekerjaan- Nya sudah selesai (Ibrani 9:26; Yohanes 19:30). Kenaikan Kristus menyatakan bahwa Allah Bapa puas dengan pekerjaan Kristus, dan menerima-Nya kembali di surga serta memberi-Nya kemuliaan (Yohanes 17:5) yang sangat besar sehingga tiap-tiap lidah akan mengakui nama-Nya dan tiap-tiap lutut akan bertelut di hadapan-Nya (Filipi 2:9-11).[27] 
Setelah mendengarkan perintah misi dan janji daripada Tuhan Yesus maka murid-murid pun pergi memberitakan Injil ke segala penjuru dan Tuhan menggenapi janji-Nya pada mereka, hal itu nampak pada pembahasan berikut ini, yakni: Respon dari saksinya dapat dilihat dalam frasa “mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru” yang dalam NIV menuliskan then the disciples went out and preached everywhere.[28] Kata “pergilah” dalam bahasa Yunani ialah evxelqo,ntej (ekseltontes) yang secara literal berarti keluar.[29] Kata evxelqo,ntej (ekseltontes) berasal dari kata dasar evxe,rcomai (ekserkhomai) yang memiliki pengertian: pergi ke luar, datang, pergi berangkat, menyebar yang dipakai sebanyak 218 kali dalam Perjanjian Baru.[30] Kata evxelqo,ntej (ekseltontes) merupakan kata kerja partisip aorist aktif nominatif maskulin jamak.[31] Maksud tense aorist adalah untuk menyatakan bahwa sesuatu hal pernah terjadi atau pernah dilakukan. Partisip dalam tense aorist, biasanya artinya ialah bahwa hal itu dilakukan sebelum apa yang dijelaskan oleh kata kerja dalam induk kalimat dilakukan yaitu tindakan memberitakan.[32] Kemudian aktif nominatif maskulin jamak menunjukkan bahwa memang murid-murid-Nya benar-benar telah pergi untuk memberitakan Injil ke segala penjuru.
Berikutnya adalah adalah penggenapan janji Tuhan (20b), hal dapat dilihat dalam frasa Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya yang dalam NIV menuliskan and the Lord worked with them and confirmed his word by the signs that accompanied it. Kata turut bekerja dalam NIV worked with them yang artinya bekerja dengan mereka. Sedangkan dalam terjemahan bahasa Yunani sunergou/ntoj (sunerguntos) yang secara literal juga berarti turut bekerja.[33] Kata sunergou/ntoj (sunerguntos) berasal dari kata dasar sunerge,w (sunergeo) yang memiliki pengertian turut bekerja, menolong yang dipakai sebanyak 5 kali dalam Perjanjian Baru. [34] Kata sunergou/ntoj (sunerguntos) merupakan kata kerja  partisip present aktif maskulin tunggal genitif.[35] Partisip dalam tense present biasanya artinya ialah bahwa hal tersebut dilakukan pada waktu yang bersamaan dengan apa yang disebut oleh kata kerja dalam induk kalimat yaitu tindakan memberitakan. Jadi pada saat mereka memberitakan Injil disitu juga Tuhan turut bekerja/menolong mereka. Ini menunjukkan bahwa Tuhan sendiri yang bekerja, Tuhan yang mengambil bagian untuk turut bekerja, untuk menolong mereka dalam pemberitaan Injil.  
Selanjutnya kata meneguhkan dalam NIV menuliskan confirmed yang artinya dikonfirmasi. Sedangkan dalam terjemahan Yunani ialah bebaiou/ntoj (bebaiuntos) yang secara literal berarti membuktikan.[36] Kata bebaiou/ntoj (bebaluntos) berasal dari kata dasar bebaio,w (bebaio) yang memiliki pengertian meneguhkan, menegaskan, membuktikan, menjamin yang dipakai sebanyak 8 kali dalam Perjanjian Baru.[37] Kata bebaiou/ntoj (bebaluntos) merupakan kata kerja partisip present aktif maskulin tunggal genitif.[38] Jadi, pada saat mereka memberitakan Injil maka pada saat itu juga Tuhan bertindak dalam menolong dan membuktikan janji-Nya pada mereka dengan tanda-tanda yang menyertai mereka dalam pelayanan.
Ayat-ayat ini merupakan rangkuman yang berhubungan dengan kenaikan Kristus dan kesinambungan pelayanan oleh para pengikut-Nya dalam Kisah Para rasul.[39] Bagian ini juga menunjukkan terlaksananya Amanat Agung Yesus, yang terdapat dalam Matius 28:18-20; Lukas 24:47-49; Yohanes 20:21 dan Kisah Para Rasul 1:18.[40] Lalu frasa “segala penjuru” yang dimaksudkan di sini ialah seperti yang terdapat dalam Matius 28:19 yaitu “karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku” dan juga terdapat dalam Kisah Para Rasul 1:8 “tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Jadi, segala penjuru menunjukkan pada segala bangsa tanpa terkecuali, tidak ada batasan geografi. Inilah yang harus disadari oleh gereja-gereja Tuhan dan para pelayan-Nya di masa kini.






















BAB III
PENUTUP
Pada bab sebelumnya, penulis sudah menguraikan eksegetis dari struktur teks yang telah dibuat, yaitu: Perintah Misi Kepada Saksi-Nya (ayat 15-16), Janji Tuhan Kepada Saksi-Nya (ayat 17-18), serta Respon Saksi-Nya Dan Penggenapan Janji Tuhan (ayat 19-20). Maka pada bab ketiga merupakan akhir dari tulisan ini yang meliputi: Formulasi Theologi Misi Berdasarkan Matius 16:15-20 Bagi Gereja/Orang Percaya Pada Masa Kini dan Aplikasi Misi Bagi Gereja/Orang Percaya Pada Masa Kini.

Formulasi Theologi Misi Beradasarkan Matius 16:15-20 Bagi Gereja/ Orang Percaya Pada Masa Kini
Beberapa formulasi Theologia misi berdasarkan Injil Markus 16:15-20 bagi Gereja atau orang percaya masa kini antara lain, ialah:
1.      Tuhan Yesus adalah prakarsa, inisiator dalam misi. Karena misi adalah perintah dari Yesus yang juga berarti berasal dari Allah.
2.      Pelayanan misi harus dilakukan secara menyeluruh.
3.      Orang yang percaya dan dibaptis benar-benar akan diselamatkan.
4.      Orang yang tidak percaya benar-benar akan dihukum.
5.      Tuhan Yesus memberikan janji yaitu tanda-tanda yang berkuasa yang akan menyertai orang percaya dalam pelayanan misi.
6.      Tuhan Yesus turut bekerja atau menolong orang percaya dalam pelayanan misi yang dilakukan dengan membuktikannya melalui tanda-tanda kuasa yang telah diberikan bagi mereka.

Aplikasi Misi Bagi Gereja/Orang Percaya Pada Masa Kini
Beberapa hal penting sebagai aplikasi untuk memahami misi gereja/misi orang percaya untuk menjadi saksi misi Allah di dunia, antara lain:

1. Sumber Misi Gereja/Misi Orang Percaya
Gereja atapun juga dengan orang percaya telah dipanggil untuk menjadi saksi misi Allah di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa ini adalah suatu perintah yang berasal dari Yesus sendiri untuk menunjukkan kasih Allah pada dunia. Artinya Allah menginginkan Injil itu diberitakan di mana saja tanpa terbatas pada waktu dan tempat. Pelayanan misi gereja ini adalah pelayanan utama bagi gereja dan orang percaya. Gereja/orang percaya haruslah melaksanakan misi ini karena Yesus adalah kepala gereja yang telah memberikan perintah memberitakan Injil.
2. Tanggungjawab Gereja dalam Bermisi
Gereja/orang percaya harus menyadari bahwa melaksanakan perintah dari Kepala gereja tidaklah hanya berpatokan pada jemaat yang telah ada. Gereja/orang percaya harus mengetahui bahwa tindakan memberitakan Injil juga harus dilakukan kepada orang yang di luar sana (belum percaya) agar mereka mengenal Yesus Kristus dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juru Selamat dalam kehidupan mereka, ini adalah tanggungjawab daripada gereja/orang percaya.
Dalam menjalankan tanggungjawab tersebut Yesus tidak membiarkan gereja/orang percaya begitu saja. Namun, dalam pelayanan misi tersebut Yesus memberikan kuasa bagi mereka, yakni kuasa dalam pelayanan okultisme, berbahasa roh, memberikan perlindungan bagi mereka, dan kuasa kesembuhan bagi orang yang mereka layani. Sehingga dengan begitu Yesus dapat dikenal dan dipercayau juga nama Tuhan dipermuliakan.
3. Sikap dan Motivasi Gereja Sebagai Saksi Misi Allah di Dunia
Gereja/orang percaya telah diperintahkan untuk memberitakan Injil yang adalah perintah misi bagi mereka. Karena hal ini berasal dari Yesus untuk menunjukkan kasih Allah bagi manusia yang telah diciptakan-Nya maka gereja/orang percaya haruslah memilki sikap dan motivasi yang benar dan yang sama dengan Yesus. Kuasa yang telah diberikan bagi mereka harusah dipergunakan dengan benar yakni untuk dapat membuat orang yang belum mengenal Tuhan menjadi percaya.
4. Objek Pelayanan Misi Gereja/Orang Percaya
Pelayanan misi gereja/orang percaya bersifat universal atau untuk semua manusia yang diciptakan yang ada di seluruh dunia. Ini menunjukkan bahwa pemberitaan Injil tidak terbatas pada orang-orang tertentu, suku-suku tertentu ataupun pada golongan-golongan tertentu saja. Tetapi pemberitaan Injil ini harus diberitakan kepada setiap orang di seluruh dunia yang belum percaya kepada Yesus.
6. Wilayah Pelayanan Misi Gereja/Orang Percaya
Pelayanan misi gereja/orang percaya adalah di seluruh dunia, artinya pelayanan misi tersebut memiliki jangkauan yang sangat luas. Jadi pelayanan misi tidak terbatas pada satu tempat, yakni: terbatas pada satu negara, pada satu kota, dan lain-lain tetapi yang di maksud ialah pada semua tempat.
7. Strategi Pelayanan Misi Gereja/Orang Percaya
Gereja/orang percaya haruslah memiliki strategi dalam pelayanan misi yang dilakukan. Strategi dalam pelayanan misi yang dilakukan haruslah melihat konteksnya. Dengan strategi yang ada tentunya Yesus telah menjanjikan penyertaan-Nya dalam pelayanan misi tersebut. Dalam setiap pelayanan yang ada dengan berbagai strategi yang dipakai maka Yesus akan menolong gereja/orang percaya.
8. Sikap Gereja/Orang Percaya Terhadap Penolakan dalam Pelayanan Misi
Gereja/orang percaya dalam menjalankan misi dari Yesus tentunya akan mendapatkan hasil atau respon yang positif dan negatif. Respon positif adalah mereka menerima apa yang diberitakan sedangkan negatif adalah mereka yang tidak menerima/menolak untuk percaya dengan Injil yang diberitakan. Dalam hal ini maka gereja/orang percaya tidaklah harus memaksakan agar Injil diterima, marah dengan orang yang menolak Injil karena Yesus sendiri mengatakan bahwa siapa yang tidak percaya akan dihukum. Berarti Yesus sendiri yang akan memberikan hukuman tersebut. Yesus sendiri yang berhak memberikan hukuman bukan gereja//orang percaya. Gereja/orang percaya hanya harus memberitakan Injil pada orang yang belum percaya dengan menunjukkan sikap kasih-Nya pada mereka.




   [1] New American Standard, CD Program Bible Works 7: copyright 2006
   [2] Hasan Susanto, Perjanjian Baru Interlinear, Yunani-Indonesia dan Konkordansi (PBIK) Jilid II, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006), 419
   [3] Hasan Susanto, Perjanjian Baru Interlinear, Yunani-Indonesia dan Konkordansi (PBIK) Jilid I, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006), 290 
   [4]Lynne Newell, Bahasa Yunani Koine, (Malang: SAAT, 1977), 79
   [5] New American Standard, CD Program Bible Works 7: copyright 2006
   [6] New American Standard, CD Program Bible Works 7: copyright 2006
   [7] Hasan Susanto, Perjanjian Baru Interlinear, Yunani-Indonesia dan Konkordansi (PBIK) Jilid I, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006), 290
                [8] Hasan Susanto, Perjanjian Baru Interlinear, Yunani-Indonesia dan Konkordansi (PBIK) Jilid II, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006), 694
                [9] Hasan Susanto, Perjanjian Baru Interlinear, Yunani-Indonesia dan Konkordansi (PBIK) Jilid I, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006), 290
                [10] Lynne Newell, Bahasa Yunani Koine, (Malang: SAAT, 1977), 121
                [11]http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=317&res=yoppi  
                [12] http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=317&res=yoppi  
                [13] New American Standard, CD Program Bible Works 7: copyright 2006
                [14] Hasan Susanto, Perjanjian Baru Interlinear, Yunani-Indonesia dan Konkordansi (PBIK) Jilid I, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006), 290
                [15] Hasan Susanto, Perjanjian Baru Interlinear, Yunani-Indonesia dan Konkordansi (PBIK) Jilid II, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006), 406
                [16] Hasan Susanto, Perjanjian Baru Interlinear, Yunani-Indonesia dan Konkordansi (PBIK) Jilid I, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006), 290
                [17] Hasan Susanto, Perjanjian Baru Interlinear, Yunani-Indonesia dan Konkordansi (PBIK) Jilid II, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006), 660
                [18] Hasan Susanto, Perjanjian Baru Interlinear, Yunani-Indonesia dan Konkordansi (PBIK) Jilid I, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006), 290
                [20] Hasan Susanto, Perjanjian Baru Interlinear, Yunani-Indonesia dan Konkordansi (PBIK) Jilid I, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006), 290
                [21] Lynne Newell, Bahasa Yunani Koine, (Malang: SAAT, 1977), 121
[23] William Barcla, Pemahaman Alkitab setiap hari, ( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), 620
[24] http://www.sarapanpagi.org/markus-16-17-18-memegang-ular-dan-minum-racun-vt1546.html
[25] Walter M. Post, Tafsiran Injil Markus, (Bandung: Kalam Hidup, 1974), 257-258
[26] Harun Hadiwijono, Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), 342-343
[27] Walter M. Post, Tafsiran Injil Markus, (Bandung: Kalam Hidup, 1974), 258
[28] New American Standard, CD Program Bible Works 7: copyright 2006
[29] Hasan Susanto, Perjanjian Baru Interlinear, Yunani-Indonesia dan Konkordansi (PBIK) Jilid I, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006), 291
[30] Hasan Susanto, Perjanjian Baru Interlinear, Yunani-Indonesia dan Konkordansi (PBIK) Jilid II, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006), 270
[31] Hasan Susanto, Perjanjian Baru Interlinear, Yunani-Indonesia dan Konkordansi (PBIK) Jilid I, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006), 291
[32] Lynne Newell, Bahasa Yunani Koine, (Malang: SAAT, 1977), 133-135
[33] Hasan Susanto, Perjanjian Baru Interlinear, Yunani-Indonesia dan Konkordansi (PBIK) Jilid I, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006), 291
[34] Hasan Susanto, Perjanjian Baru Interlinear, Yunani-Indonesia dan Konkordansi (PBIK) Jilid II, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006), 689
[35] Hasan Susanto, Perjanjian Baru Interlinear, Yunani-Indonesia dan Konkordansi (PBIK) Jilid I, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006), 291
[36] Ibid, 291
[37] Hasan Susanto, Perjanjian Baru Interlinear, Yunani-Indonesia dan Konkordansi (PBIK) Jilid II, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2006), 140
[38] Ibid, 291
[39] Charles & Everett, Tafsiran Alkitab Wycliffe Volume 3 Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2008), 210
[40] Walter M. Post, Tafsiran Injil Markus, (Bandung: Kalam Hidup, 1974), 256

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panggilan Seorang Hamba Tuhan (Yeremia 1:4-8)

Khotbah Kisah Para Rasul 3:1-10

Mazmur 126