Mazmur 126
π©πΆπΆπΆπΆSingπΆπΆπΆπΆπ©
Verse
Ketika Tuhan memulihkan keadaan sion
Keadaan kita seperti orang yang bermimpi
Waktu itu mulut kita penuh dengan tawa
Lidah kita dengan sorak-sorai
Chorus
Yang menabur dengan mencucurkan air mata
Akan menuai dengan bersorak-sorai
Yang berjalan menangis sambil menabur benih
Pasti pulang membawa berkas-berkasnya
π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©
Yeah.....piye kabare guys? hehehe mentang-mentang aku lagi libur di Surabaya nih jadi kebawa lah sama tulisankuπ
Guys, kalian tahu gak lagu di atas? Yes, benar banget tuh lagu sukacita penuaian dipopulerkan oleh Sidney Mohede yang keren banget!! Guys, lirik lagu yang aku bagikan itu berhubungan banget sama tulisanku kali ini. Lagu tersebut diambil dari Mazmur 126, coba kalian baca dulu deh. Guys, dalam mata kuliah Hermeneutik di semester 4 kemarin, aku satu-satunya di kelas yang mengambil Firman Tuhan dari Perjanjian Lama untuk di eksposisi dan yang aku ekspos adalah Mazmur 126 ini teman.
Bukan karena lagunya terus aku milih Firman Tuhan tersebut, aku aja setelah duduk di semester 5 baru tahu ada lagu dari Mazmur 126π. Aku milih pasal tersebut karena aku sangat diberkati dalam perenunganku. Sehingga aku dengan penuh keberanian memilih pasal tersebut dan akhirnya dengan pertolongan Tuhan Yesus aku bisa menyelesaikannya. Tidak hanya tugasku yang selesai tapi berkat yang aku dapat bertambah-tambah, senangnyaππ. Untuk itu guys aku mau bagi berkat yang aku dapat dari Mazmur 126 ini, aku mau kalian juga kuat sama seperti aku. Selamat membaca.
ππππππππππππππππππππππππππππππππππππππππ
Kehidupan manusia tidaklah lepas dari penderitaan, pergumulan, dukacita begitu juga dengan orang percaya. Penderitaan adalah keadaan yang menyedihkan yang harus ditanggung juga dapatlah menyusahkan hati. Pada orang percaya keadaan seperti ini adalah keadaan yang sulit sehingga dijadikan pergumulan yang kemudian melakukan perjuangan serta usaha yang keras untuk dapat menyelesaikannya. Berusaha agar keadaan mereka dapat kembali pada keadaan sebelumnya atau pada keadaan di mana mereka tidak berada dalam penderitaan.
Verse
Ketika Tuhan memulihkan keadaan sion
Keadaan kita seperti orang yang bermimpi
Waktu itu mulut kita penuh dengan tawa
Lidah kita dengan sorak-sorai
Chorus
Yang menabur dengan mencucurkan air mata
Akan menuai dengan bersorak-sorai
Yang berjalan menangis sambil menabur benih
Pasti pulang membawa berkas-berkasnya
π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©π©
Yeah.....piye kabare guys? hehehe mentang-mentang aku lagi libur di Surabaya nih jadi kebawa lah sama tulisankuπ
Guys, kalian tahu gak lagu di atas? Yes, benar banget tuh lagu sukacita penuaian dipopulerkan oleh Sidney Mohede yang keren banget!! Guys, lirik lagu yang aku bagikan itu berhubungan banget sama tulisanku kali ini. Lagu tersebut diambil dari Mazmur 126, coba kalian baca dulu deh. Guys, dalam mata kuliah Hermeneutik di semester 4 kemarin, aku satu-satunya di kelas yang mengambil Firman Tuhan dari Perjanjian Lama untuk di eksposisi dan yang aku ekspos adalah Mazmur 126 ini teman.
Bukan karena lagunya terus aku milih Firman Tuhan tersebut, aku aja setelah duduk di semester 5 baru tahu ada lagu dari Mazmur 126π. Aku milih pasal tersebut karena aku sangat diberkati dalam perenunganku. Sehingga aku dengan penuh keberanian memilih pasal tersebut dan akhirnya dengan pertolongan Tuhan Yesus aku bisa menyelesaikannya. Tidak hanya tugasku yang selesai tapi berkat yang aku dapat bertambah-tambah, senangnyaππ. Untuk itu guys aku mau bagi berkat yang aku dapat dari Mazmur 126 ini, aku mau kalian juga kuat sama seperti aku. Selamat membaca.
ππππππππππππππππππππππππππππππππππππππππ
Kehidupan manusia tidaklah lepas dari penderitaan, pergumulan, dukacita begitu juga dengan orang percaya. Penderitaan adalah keadaan yang menyedihkan yang harus ditanggung juga dapatlah menyusahkan hati. Pada orang percaya keadaan seperti ini adalah keadaan yang sulit sehingga dijadikan pergumulan yang kemudian melakukan perjuangan serta usaha yang keras untuk dapat menyelesaikannya. Berusaha agar keadaan mereka dapat kembali pada keadaan sebelumnya atau pada keadaan di mana mereka tidak berada dalam penderitaan.
Orang
percaya dalam menghadapi penderitaan tidaklah lepas dari air mata yang dicurahkan
oleh sebab beratnya penderitaan yang dialami. Namun pada kenyataannya semua hal
itu tidaklah permanen karena orang percaya dapatlah melaluinya dan tentu hanya
oleh pertolongan dari Tuhan. Untuk itulah dari tulisan ini penulis
ingin menekankan kembali pentingnya kepercayaan, pengharapan, dan kesabaran
orang percaya dalam menantikan pemulihan yang dari Tuhan atas kehidupan mereka.
Ada tiga hal penting yang akan dibahas, yakni Pengalaman
dipulihkan, Permohonan dipulihkan, dan Dampak setelah dipulihkan.
Uraian Eksegetis Mazmur 126:1-6
Pada
bagian ini penulis akan menguraikan Pengalaman dipulihkan (1-3), Permohonan
untuk dipulihkan (4), dan Dampak setelah dipulihkan (5-6).
I.
Pengalaman dipulihkan (1-3)
“Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita
penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu
berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: "TUHAN telah melakukan perkara
besar kepada orang-orang ini!" TUHAN telah melakukan perkara besar kepada
kita, maka kita bersukacita.”
Ayat pertama dimulai dengan kata ketika, dalam terjemahan aslinya ialah tAl[]M;h;. (hamalot) dari kata hl'[]m;
(maala) sebagai kata benda
feminim jamak absolut dan h; (ha) sebagai partikel
artikel.[1] Kata hl'[]m; (maala) yang berarti step, stair (langkah, tangga )[2]. Dalam KBBI kata tangga berarti sesuatu yang
bertingkat-tingkat; alat belajar yang kesukarannya berjenjang meningkat,
tingkatan.[3]
Sedangkan pada KJV adalah when (bilamana, ketika)[4]. Kata tersebut diawali dengan h; (ha) sebagai awalan penentu[5] yang paling lazim
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kata “itu”, yang selalu
ditempatkan di belakang kata yang ditentukan.[6] Kata hl'[]m; (maala) adalah bentuk kata benda feminim jamak.[7] Jamak disini mengandung
pengertian intensitas hal/keadaan tersebut.[8] Maka kata tAl[]M;h (hamalot) ini dapat diterjemahkan
langkah besar itu, tingkatan besar itu. Ini berarti bahwa memulihkan adalah langkah besar, tingkatan besar yang
dibuat oleh Tuhan.
Lalu kata memulihkan yaitu bWvB. (besub) dengan bentuk kata kerja
infinitif konstruk dan dari akar kata bwv (sawab) yang berarti return (mengembalikan, membalas), go back (kembali), come back (kembali)[9]. Sedangkan pada KJV kata memulihkan ialah turned again (memutar kembali). Karena terdapat preposisi B. (be) di depan infinitif konstruk
maka berarti diterjemahkan pada waktu, pada saat, bertepatan dengan[10]. Infinitif konstruk adalah
suatu kata kerja yang dijadikan sebagai kata benda yang menyatakan tindakan
yang tidak terbatas pada waktu ataupun orang.[11] Dari penjelasan ini kata memulihkan
yaitu bWvB (besub) dapatlah diterjemahkan pada waktu, pada saat,
bertepatan dengan mengembalikan, membalas, kembali, memutar kembali yang
dilakukan secara terus-menerus karena tidak terbatas pada waktu atau orang. Hal
ini menunjukkan bahwa tindakan memulihkan dapat dilakukan oleh Tuhan pada siapa
saja dan kapan pun yang berarti setiap penderitaan ataupun dukacita yang
dialami itu ada masanya dan tidak berlangsung selamanya.
Lancelot Andrewes
menuliskan bahwa: Sion dipakai sebagai
keadaan dipulihkan oleh karena mengingatkan bangsa Israel mencucurkan air mata
yang banyak di Babel. Jadi Sion mengingatkan mereka akan kesedihan terbesar
mereka namun juga mengingatkan akan kegembiraan terbesar mereka.[12]
Kata
berikutnya adalah bermimpi yang dalam
terjemahan aslinya ~ymi(l.xoK. (keholemim) dengan bentuk partisip
maskulin jamak absolut dari akar kata ~lx (halam) yang berarti to become healthy or strong; to
dream (untuk menjadi
sehat atau kuat; untuk bermimpi)[13]. Kata bermimpi dalam KBBI menunjukkan tindakan berangan
yang bukan-bukan atau dengan kata lain mencita-citakan yang bukan-bukan.[14]
Kata ini menggunakan K. (ke) sebagai kata depan[15] yang berarti seperti,
menyerupai (arti dasar).[16] Dari adanya holem dan sere
pada kata ~ymil.xoK. (keholemim) maka ciri ini
menunjukkan partisip aktif yang adalah bentuk khusus dari kata kerja untuk
menggambarkan suatu kata sifat.[17] Maka dapat diterjemahkan
seperti, menyerupai kami sedang untuk berangan atau mencita-citakan yang
bukan-bukan, untuk menjadi sehat atau kuat.
Marie Claire Barth dan B.A. Pareira
menjelaskan bahwa: pemulihan keadaan Sion
ini berakar dari dalam pemberitaan zaman pembuangan dan biasanya dipakai
sejajar dengan istilah seperti “menyembuhkan,” “mengasihani,” “membawa pulang.”
Di Sion ibadah dapat lagi dirayakan di tempat suci dan kenyataan ini
menimbulkan sorak-sorai. Yang tadi
menyedihkan menjadi keadaan yang sejahtera dan baik sehingga menjadikan
orang-orang Yahudi merasa seperti bermimpi dan ketika sadar, mereka mulai tertawa
kegirangan.[18]
Selanjutnya ialah kata bersukacita dalam terjemahan aslinya
ialah lyDIg>hi (higedal) dengan bentuk hifil
perfek orang ke-3 maskulin tunggal yang berasal dari akar kata ldg (gadal) yang berarti become great (menjadikan besar), become wealthy (menjadikan kaya), become important (menjadikan penting).
Hifil bersifat kausatif atau menyatakan suatu proses sebab-akibat. Jadi
dapatlah diterjemahkan Dia (Tuhan) telah menjadikan kami besar, menjadikan kami
kaya, menjadikan kami penting hal inilah yang membuat mereka bersukacita.
Thomas Taylor menjelaskan bahwa: pembebasan mereka adalah sangat besar dan
luar biasa sehingga mereka seperti manusia yang sedang bermimpi, berpikir bahwa
hal itu cukup di mimpi dan imajinasi yang sia-sia, daripada kebenaran yang
nyata.[19]
Jadi penulis dapat menyimpulkan ayat
1-3 dari semua penjelasan diatas bahwa tindakan Tuhan untuk memulihkan adalah
suatu tindakan besar dari Tuhan untuk mengembalikkan keadaan orang Israel,
untuk membalas semua yang telah dialami orang Israel dan menunjukkan bahwa
penderitaan ataupun dukacita yang mereka alami itu tidak untuk selamanya. Sehingga
ketika pemulihan itu terjadi pada diri mereka menjadikan mereka seperti orang
yang mencita-citakan hal ini sebagai hal yang bukan-bukan atau tidak mungkin
terjadi. Tuhan mampu membuat hal yang tidak pernah terpikirkan oleh manusia dan
juga yang dianggap mustahil. Pemulihan ini menjadikan mereka orang yang sehat, kuat,
besar, kaya, dan penting.
II.
Permohonan untuk dipulihkan (4)
“Pulihkanlah
keadaan kami, ya TUHAN, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb!”
Kata pulihkanlah dari terjemahan aslinya adalah hb'Wv (subah) dengan bentuk kata kerja imperatif
maskulin tunggal dari akar kata bwv (sawab) yang berarti return (kembalinya), go back (kembali).[20] Imperatif menunjukkan suatu
perintah yang bersifat permohonan atau doa dengan adanya sufix (akhiran) h ' pada kata ini maka berarti
mempertegas permohonan atau doa tersebut.[21] Maka dapat diterjemahkan Engkau
akan mengembalikkan.
Marie Claire Barth dan B.A. Pareira
menjelaskan bahwa: jemaat berseru agar
Tuhan mengerjakan kembali pembebasan atau penyelematan yang serupa sehingga
suatu hidup baru dapat bersemi kembali. Hal itu dapat terbukti dari apa yang
dilakukan-Nya dengan batang air kering di tanah Negeb.[22]
James Neil juga menjelaskan bahwa: Negeb, wilayah selatan Israel adalah daerah
yang kering dan tanpa air. Tulisan Mazmur ini menyatakan secara tidak langsung
bahwa ini adalah hal yang mudah bagi Tuhan untuk mengembalikan Israel dari
perbudakan Babel ke negeri mereka, [23]
Jadi dari penjelasan diatas penulis
dapat menyimpulkan bahwa Tuhan mampu membuat atau menjadikan terjadi hal yang
sulit bahkan mustahil. Tuhan mampu memulihkan Negeb yang kering ini berarti
bahwa Tuhan juga mempunyai kuasa untuk mengembalikan orang Israel pada negeri
mereka yang telah diberikan oleh Tuhan. Terdapat keyakinan dalam diri umat
Isarel yakni dengan doa dan seruan yang mereka sampaikan pada Tuhan.
III.
Dampak setelah dipulihkan ( 5-6)
“Orang-orang
yang menabur dengan mencucurkan air
mata, akan menuai dengan
bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih,
pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.”
Kata
menabur dalam terjemahan aslinya ~y[ir>ZOh; (hazorim) dari akar kata [rz (zara) yang artinya to
sow (dengan menaburkan, dengan menyebarkan) dengan bentuk partisip aktif
maskulin jamak yang memakai h; (ha) sebagai awalan penentu.[24] Partisip aktif yakni bentuk khusus
dari kata kerja untuk menggambarkan suatu kata sifat.[25] Maka dapatlah diterjemahkan
seperti, menyerupai kami yang sedang dengan menaburkan, dengan menyebarkan.
Matthew Henry menjelaskan bahwa: menabur dengan mencucurkan air mata
menunjukkan air mata dari diri mereka (orang Israel) adalah benih atau air mata
mereka itu menjadi benih. [26]
Selanjutnya kata menuai dengan terjemahan aslinya Wrcoq.y (yiqsoru) dengan kata kerja
imperfek orang ke-3 jamak maskulin yang berasal dari kata rcq (qasar) yang berarti reap (mendapat, memperoleh).[27] Imperfek menyatakan
perbuatan yang sedang berlangsung, perbuatan yang terus-menerus[28] Maka dapat diterjemahkan
mereka sudah mendapat, memperoleh, dan terus-menerus mendapat, memperoleh.
William Gurnall menjelaskan bahwa: akan menuai dengan bersorak-sorai artinya
hasil iman didapati bukan dengan segera atau singkat. Hasil iman ini adalah
kebahagiaan, yang diperoleh setelah melewati waktu tanam/menabur. [29]
Dari penjelasan diatas penulis dapat
menyimpulkan bahwa umat Isarel yang pada waktu itu berseru pada Tuhan atas apa
yang menimpa mereka dengan mencucurkan air mata yang kemudian merubah iar mata
itu menjadi benih. Dengan iman mereka maka benih tersebut membuat mereka sudah memperoleh
kebahagiaan terus-menerus hingga menyebabkan
mereka bersorak-sorai dan hal ini menunjukkan dampak dari sebuah
pemulihan yang dialami oleh mereka.
Kesimpulan
Pemulihan
dari Tuhan adalah suatu tindakan
besar dari-Nya untuk mengembalikan keadaan setiap orang juga untuk membalas
semua yang telah dialami yakni penderitaan-penderitaan ataupun pergumulan. Dukacita
yang dialami tidaklah bersifat kekal. Sehingga ketika pemulihan itu terjadi
maka dapatlah menjadikan orang yang dipulihkan itu seperti orang yang mencita-citakan
hal bukan-bukan atau tidak mungkin terjadi. Ini menunjukkan bahwa Tuhan
berkuasa melakukan apapun yang tidak pernah terpikirkan dan dianggap mustahil.
Pemulihan juga menjadikan orang yang menderita, penuh dukacita menjadi orang
yang sehat, kuat, besar, kaya, dan penting.
Tuhan mampu membuat atau menjadikan
terjadi hal yang sulit bahkan mustahil. Ini berarti bahwa Tuhan sanggup untuk
terus-menerus memulihkan setiap orang. Hal tersebut terbukti dari kuasa Tuhan
yang mampu memulihkan Negeb yang kering ini berarti bahwa Tuhan juga mempunyai
kuasa untuk mengembalikan orang-orang yang menderita kepada keadaan mereka yang
semula.
Orang yang memiliki pengalaman
dipulihkan seharusnya juga mempunyai keyakinan dalam doa dan seruan bahwa yang
disampaikan pada Tuhan yakni penderitaan ataupun pergumulan, dukacita pastilah
dijawab oleh Tuhan dan Tuhan akan membalas semuanya, Tuhan akan memutar balik
keadaan orang-orang yang menderita hingga membuat mereka bersorak-sorak.
Aplikasi
1. Meyakini
bahwa Allah mempunyai kemampuan ataupun kuasa untuk memulihkan penderitaan,
pergumulan, dukacita yang sedang dialami yang bahkan dianggap bahwa itu adalah
sesuatu hal yang mustahil.
2. Meyakini
bahwa penderitaan, pergumulan, dukacita yang dialami itu sifatnya tidak
permanen atau tidak bersifat kekal. Terbukti dengan perlindungan dan
pertolongan dari Tuhan pada diri kita sampai dengan detik ini.
3. Terus berharap, berseru dan berdoa pada Tuhan
dengan penuh keyakinan pada-Nya bahwa pemulihan itu akan terjadi.
4. Bersabar
dalam penantian pemulihan yang terjadi karena dibalik setiap penderitaan,
pergumulan, dukacita yang sedang dialami Allah telah menyiapkan suatu sukacita
yang besar yang mampu membuat kita bersorak-sorak.
[2] Francis Brown, Rolles Samuel, Augustus Charles, Enhanced
Brown-Driver-Briggs Hebrew and English Lexicon, (Oak Harbor: Logos
Research Systems, 2000),
xiii
[4] New American
Standard, CD Program Bible Works 7: copyright 2006
[9]Holladay,
William Lee,
Ludwig, A Concise Hebrew and Aramaic Lexicon of the Old Testament,
(Leiden: Brill, 1971),
362
[11]Andersen,
Francis I, A
Systematic Glossary to the Andersen-Forbes Analysis of the Hebrew Bible,
(Logos Bible Software, 2006), 60
[13]Vine
W. E, Unger Merrill F, William, Vine's
Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words, ( Nashville: T. Nelson, 1996), 162
[18] Marie Claire
Barth & B.A. Pareira, Tafsiran
Alkitab Kitab Mazmur 73-150, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), 394
[22] Marie Claire
Barth & B.A. Pareira, Tafsiran
Alkitab Kitab Mazmur 73-150, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), 395
Komentar
Posting Komentar